TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera menyoroti melambungnya harga kedelai di awal 2021. Ketua DPP PKS Bidang Tani Nelayan Riyono mengatakan persoalan kedelai bukanlah masalah baru.
Pasca terpilih sebagai Presiden periode 2014 - 2019, Riyono mengatakan Jokowi berjanji mewujudkan swasembada pangan, termasuk kedelai, pada 2016. "Janji Presiden Jokowi untuk swasembada kedelai 2016 sampai sekarang tidak terbukti dan gagal, memang mudah buat janji dan aturan. Faktanya pemerintah gagal mewujudkan," ujar Ketua DPP PKS bidang Tani Nelayan Riyono dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 Januari 2021.
Sejak awal 2020 hingga bulan Oktober menurut data BPS, Indonesia sudah mengimpor sebanyak 2,11 juta ton kedelai dengan total transaksi sebesar US$ 842 juta atau sekitar Rp 11,7 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar).
Sejak 2016 sampai 2018 impor kedelai pun terus meningkat. Di tahun 2018 impor kedelai mencapai 2,58 juta ton kemudian jumlahnya naik di tahun 2019 menjadi 2,67 juta ton.
Ketergantungan kepada kedelai impor, menurut Riyono, membuat pemerintah tidak fokus dan serius mengurus petani kedelai. Ia menilai jika 70 - 80 persen kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor, maka petani akan semakin terjepit dan malas berproduksi.
"Perkiraan produksi kedelai tahun 2019 sebesar 358.627 ton dan 2020 ditargetkan meningkat 7 persen menjadi 383.371 ton. Padahal kebutuhan kedelai nasional rata - rata 2,5 juta ton per tahun," ujar dia.